A. Perbandingan Pertunjukan yang Mengaduk Perasaan dan Menggugah Pikiran
Dalam dunia teater, setiap
pertunjukan memiliki cara sendiri untuk mempengaruhi penontonnya. Pertunjukan
teater secara umum terbagi dua: pertunjukan yang mengaduk perasaan dan yang
menggugah pikiran. Mengadu perasaan dan menggugah pikiran sama-sama penting.
Pertunjukan yang mengadu perasaan hampir seluruhnya bertumpu pada emosi dan
empati. Pementasan jenis ini berupaya membuat penonton larut dalam alur cerita,
konflik, dan kehidupan batin tokoh-tokohnya. Akting, musik, pencahayaan, dan
dialog digunakan untuk membangun suasana yang bisa menggetarkan penonton.
Penonton tidak lagi sekadar menyaksikan peristiwa, tetapi menjadi bagian dari
kesenian. Contoh yang paling mudah, kisah tragedi atau kisah keluarga yang
menyentuh seringkali penonton secara emosional terbawa, menangis, marah, dan
terharu, dan ikatan yang ditoken terbangun. Berbeda, pada bagian menggugah
pikiran, pertunjukan ini lebih berfokus pada penciptaan kesadaran dan refleksi
intelektual. Pertunjukan jenis ini tidak berusaha membuat penonton larut, melainkan
mendorongnya untuk berfikir secara kritis. Sutradara memanipulasi simbol dan
gaya pementasan yang memberi jarak pada penonton. Contoh yang menonjol adalah
teater epik karya Bertolt Brecht, di mana tujuan utama adalah untuk menyadarkan
penonton pada realitas sosial dan politik.
Perbedaan utama antara keduanya
terletak pada hasil yang diharapkan. Penampilan emosional berfokus pada
perasaan sementara penampilan intelektual berfokus pada pemikiran. Namun,
keduanya tidak dapat sepenuhnya dipisahkan. Suatu penampilan yang baik dapat
dengan mulus menggabungkan keduanya, memenangkan hati penonton dan mencerahkan
pikiran mereka sekaligus. Dengan demikian, kedua penampilan, yang dirancang
untuk membangkitkan perasaan dan memprovokasi pemikiran, memainkan peran
integral dalam pengalaman keseluruhan yang ditawarkan di teater. Yang pertama,
menyempurnakan penghayatan akan kemanusiaan seseorang dan yang kedua,
memperluas kesadaran serta pemahaman akan keberadaan.
B. Posisi Saya sebagai Penonton : Pasif atau Aktif
Mengamati pertunjukan teater melampaui sekadar kesenangan sederhana; hal ini mengharuskan pertimbangan terhadap manifestasi tantangan dan peluang yang ditunjukkan oleh presentasi. Di sini kita mendefinisikan dua jenis penonton dalam pemahaman cakupan pertunjukan teater: pasif dan aktif. Ada perbedaan di antara keduanya.
Sebagai contoh, penonton pasif
mengamati presentasi suatu karya teater, bersifat reseptif dan tidak terlibat
dalam proses kognitif aktif yang kompleks. Mereka mengikuti alur narasi
pertunjukan, terpesona secara emosional, dan merasa puas menerima makna keseluruhan
saat penutupan pertunjukan. Penonton ini hanya fokus pada hiburan, dan nilai
estetika serta reseptif terhadap penampilan para aktor. Menerima presentasi
teater secara pasif bukanlah masalah ; peran teater adalah menghibur dan
menyentuh secara emosional penonton.
Sebaliknya, penonton aktif berperan
lebih jauh. Mereka tidak mengamati, tetapi menganalisis dan menghubungkan
pertunjukan dengan realitas kehidupan, pengalaman pribadi, dan isu sosial
lainnya. Mereka juga mengamati, lalu bertanya, dan mencari arti simbol,
ekspresi, dan aksi. Penonton bertanya: “Apa yang ingin disampaikan sutradara?”,
“Apa pentingnya adegan itu?”, “Apa konflik panggung yang ada dan bagaimana itu
mencerminkan masyarakat kita?”. Dengan cara ini, menonton menjadi reflektif dan
intelektual, tidak menghibur semata. Saya pribadi lebih merasa sebagai penonton
aktif. Setiap kali menonton pertunjukan, saya tidak menghibur diri dengan
cerita yang disuguhkan, tetapi mencoba memahami logika yang ada di balik setiap
adegan, setiap pilihan yang diambil, dan setiap emosi yang ditunjukkan. Saya
suka mencari hubungan antara yang ditampilkan dengan kenyataan di sekitar
saya hubungan antar manusia, tekanan sosial, dan pencarian identitas. Dengan
begitu, pengalaman menonton menjadi lebih berarti. Saya merasa lebih berarti
karena pengalaman menonton tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak
berpikir. Menurut saya, penonton aktif menjadikan teater tidak hanya berfungsi
sebagai hiburan, tetapi juga mengajak anda untuk refleksi dan mengedukasi
tentang kehidupan.
Komentar
Posting Komentar