Aku memiliki seorang teman bernama Citi. Dia sangat cantik, selalu mengenakan gaun biru muda, dengan rambut hazel yang selalu dikepang dua. Ibuku lah yang memperkenalkan kami saat aku berusia enam tahun.
Namun seiring bertambahnya usia, aku mulai membenci Citi. Dia sangat mengganggu. Setiap malam, ia selalu bercerita padaku, padahal aku berusaha tidur. Ketika aku memperkenalkan Citi kepada teman-temanku yang lain, mereka mengejeknya dan mengolok-olokku karena mau berteman dengannya. Dari situlah aku merasa Citi memang tak seharusnya menjadi temanku.
Suatu ketika, saat ibuku tidak di rumah, aku mengajak Citi bermain ke sebuah danau. Saat ia lengah, aku meninggalkannya di sana, berharap ia mengerti bahwa aku tak ingin berteman dengannya lagi.
Aku ketakutan. Aku tahu, aku tak akan pernah membuka pintuku untuk Citi lagi.
Komentar
Posting Komentar